Selasa, 10 Desember 2013

Gio dan Jurus Barunya



“Gio, kenapa mukamu basah gitu?” tanya Rilan.
“Ini aku sengaja cuci muka. Kamu tahu kan, tadi aku dimarahi lagi karena ketiduran di kelas. Ngantuk banget. Benar-benar malas rasanya,” jawab Gio. 
““Wah, kamu tadi ketiduran waktu pelajaran IPA ya? kok bisa ketiduran sih? Padahal kan tadi bu guru sedang cerita tentang bagaimana bumi terbentuk. Asyik banget lhoo …. Apa semalam kamu tidak tidur?”
“Semalam aku malah tidur cepat. Tapi tadi rasanya suara bu guru malah membuatku jadi semakin mengantuk. Mataku jadi berat banget, Rilan.”
“Wah, dulu aku juga pernah seperti itu lho waktu pelajaran Matematika. Walaupun malam sudah tidur nyenyak, tetap saja aku merasa mengantuk. Nah, kalo aku jadi ngantukan gitu, tandanya aku sedang bosan. Apa belakangan ini kamu juga sedang bosan, Gio?”
“Ah, iya Rilan. Aku tuh bosan banget mendengar penjelasan bu guru. Rasanya nggak penting! Buat apa sih kita tahu tentang bagaimana bentuk bumi? Aku tidak suka menghafalkan ukuran bumi dan macam-macam itu tadi. Bosaaaan!!!” jelas Gio sambil mengucek-ucek matanya yang masih mengantuk.
“Bosan itu emang nggak enak banget rasanya! Dulu aku juga pernah begitu. Rasanya tidak penting deh belajar penjumlahan dalam Matematika. Eh, tapi sebenarnya bosan itu bisa kita kelola lho. Sekarang ini aku sudah tidak gampang mengantuk lagi saat pelajaran.”
Lukisan Archimedes karya Domenico Fetti, 1620

“Oya? Apa yang kau lakukan?”
“Aku belajar dari Archimedes!”
“Hah? Siapa dia? Anak baru, ya? Kelas berapa? Aku kok belum kenal ya.”
“Ha ha, … bukan, Gio. Archimedes itu orang yang pintar sekali. Dia adalah salah satu tokoh dunia yang berjasa di bidang ilmu pengetahuan. Archimedes-lah yang menemukan berbagai rumus penting yang sekarang ini kita pelajari. Waktu seumuran kita, Archimedes senang sekali belajar. Hmm … tapi zaman Archimedes kecil itu beda banget lho sama sekarang. Waktu itu belum ada sekolah, bahkan belum ada kertas atau buku untuk menulis seperti sekarang.”
“Lho, jadi bagaimana cara Archimedes belajar? Dia belajar di mana kok bisa jadi pintar?” tanya Gio penuh selidik.
“Archimedes sering diajak jalan-jalan oleh ayahnya. Mereka berkeliling dan melakukan pengamatan-pengamatan. Mereka mengamati sebatang pohon dan mempelajari bagaimana daun-daun dan cabang-cabang bergoyang ditiup angin. Archimedes mengamati bahwa gerakan daun yang berguguran berbeda satu sama lain, tergantung kuat lemahnya angin. Kalau malam, Archimedes sering diajak mengamati bintang di langit. Ayahnya sendiri yang menunjukkan dan memberi tahu nama dan posisi sekumpulan bintang padanya. Begitulah cara Archimedes belajar mengenai alam. Mungkin itu sama seperti waktu kita belajar IPA.”

“Lain waktu, Archimedes dan ayahnya berjalan-jalan di pasar. Di sana ia sangat senang karena menemukan berbagai macam bentuk yang menarik, misalnya segitiga, bujur sangkar, lingkaran, dan sebagainya. Sesampainya di rumah, ia tetap melanjutkan mengamati setiap benda yang ada di sekitarnya. Dari situ ia belajar mengenai bangun ruang atau dalam pelajaran kita disebut Geometri. Sama seperti kita saat belajar tentang bentuk-bentuk benda dalam pelajaran Matematika.”
“Ah, tadi kamu bilang ia adalah seorang penemu hebat, memangnya apa yang ia temukan? Sepertinya dia hanya nggak ada kerjaan deh, cuma keliling ke sana-sini gitu.”
Kira-kira beginilah wajah Archimedes menurut para sejarahwan

“Justru karena ia keliling ke sana-sini itu, jadi tidak ada tempat untuk kata bosan. Archimedes tidak pernah berhenti belajar dari mana saja. Oleh karenanya, ia jadi bisa membuat berbagai macam alat yang berguna. Suatu saat ia pernah membantu para petani untuk mengangkat air dari lembah dengan menggunakan sekrup Archimedes . Alat ini ia dibuatnya setelah mengamati bentuk cangkang kerang yang melingkar-lingkar. Selain itu, dengan berbagai pengamatannya Archimedes juga membantu Raja Syracusa untuk menguji kemurnian emas mahkotanya. Ia juga membantu berbagai alat yang membantu Kota Syracusa melawan serangan tentara Roma. Selain itu, selama hidupnya, Archimedes menemukan berbagai rumus yang sampai saat ini masih kita gunakan lho. Sekrup, gunting, papan jungkat jungkit, dan bahkan kapal selam adalah contoh benda-benda yang menggunakan prinsip penemuan Archimedes.”
“Ah, tapi sekarang semua benda dan rumus itu kan sudah ada. Sekarang kita sudah punya banyak alat. Tidak ada lagi yang bisa ditemukan. Jadi tidak mungkinlah kita menjadi sehebat Archimedes.”
“Belum tentu. Archimedes bisa menemukan berbagai hal justru karena ia terus bertanya tentang segala sesuatu. Misalnya, di zaman ia hidup, semua orang merasa biasa mengambil air dari sungai dengan cara bolak-balik menggunakan ember. Lalu ia bertanya-tanya, adakah cara yang lebih mudah. Karena Archimedes suka melakukan pengamatan dan belajar apa saja, maka ia menemukan sekrup Archimedes untuk membantu orang memindahkan air dari tempat rendah ke tempat tinggi. Ia terus bersemangat dan tidak pernah membiarkan dirinya bosan hanya karena banyak hal sudah ditemukan, karena selalu ada cara baru yang siap ditemukan.”
Gambar Penampang Sekrup Archimedes
(Sumber Chamber's Encyclopedia)

“Oh gitu. Terus bagaimana ya caranya agar kita bisa bersemangat seperti Archimedes?”
“Sama seperti Archimedes, aku mencari hal-hal yang menarik dalam pelajaran Matematika. Belajar penjumlahan itu bisa jadi asyik sekali lho, kalau kita tahu kegunaannya dalam hidup kita sehari-hari. Karena belajar perkalian, penjumlahan, dan pengurangan sekarang aku jadi suka membantu ibuku menghitung belanjaan dengan cepat. Kau tahu kan, di rumah ibuku membuka warung. Aku suka membantu ibu menjumlahkan belanjaan orang-orang, menghitung kembaliannya, atau bahkan mengalikan harga barang dengan jumlah barang yang dibeli . Semua itu membuat Matematika jadi asyik.
Beginilah cara menggunakan Sekrup Archimedes
(Sumber clipart.dk.co)
“Jadi, biar tidak bosan saat pelajaran, coba deh membayangkan dirimu menjadi Archimedes yang punya banyak pertanyaan. Walaupun tampaknya semua sudah ditemukan, buatlah pertanyaan-pertanyaan agar ada lebih banyak hal lain lagi yang bisa ditemukan. 

“Menurutmu apakah ada hal baru yang bisa kita temukan di masa sekarang ini? 
“Tentu saja ada. Asalkan kita terus bertanya, kita pasti akan menemukan keajaiban-keajaiban di dunia ini. Bukankah kita ini anak-anak yang kreatif?! ayo terus bertanya dan hadiahi dunia dengan karya kreatif kita!”
“Iya. Ayo kalahkan rasa bosan dengan jurus bertanya!”seru Gio dengan bersemangat. (Icha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar