Menurut kalian, sifat-sifat baik apa yang mesti
kalian miliki? Yuk kita sebut satu-satu: adil, jujur, tegas, rendah hati,
sederhana. Apa lagi? Jika, kita memiliki sifat-sifat yang baik, banyak orang di
sekitar kita yang akan merasakan manfaatnya. Dan hidup kita sendiri pun jadi
lebih tenang. Kenapa bisa begitu? Misalnya saja, jika kita berbohong, apakah
kamu merasa tenang? Pasti terselip rasa takut bukan? Bandingkan jika kita
orangnya jujur. Banyak orang yang percaya kepada kita. Kepercayaan dari orang
lain itu mahal harganya lo. Selain itu, sifat-sifat baik yang kita miliki itu bisa
menjadi teladan bagi banyak orang.
Pak Hoegeng dalam seragam dinasnya |
Kisah
orang yang jujur kadang-kadang tak habis dimakan waktu. Meskipun orangnya sudah
tiada, namanya masih sering dikenang. Misalnya saja Pak Hoegeng. Pernahkah
kalian mendengar namanya? Mungkin ada yang pernah mendengar, mungkin juga belum.
Pak Hoegeng ini nama lengkapnya Hoegeng Iman
Santoso,
beliau adalah Kapolri di tahun 1968-1971. Ia juga pernah menjadi Kepala
Imigrasi (1960), dan juga pernah menjadi menteri di jajaran kabinet zaman Soekarno.
Di zaman sekarang, orang sering mengatakan demikian: Polisi yang jujur adalah
polisi tidur, patung polisi, dan Pak Hoegeng. Kejujuran Pak Hoegeng memang tak
tertandingi. Sebagai seorang Kapolri, kalian mungkin menyangka bahwa hidup
beliau berlimpah materi. Tetapi tidak demikian. Beliau baru memiliki rumah
sendiri ketika memasuki masa pensiun. Ketika masih punya jabatan, beliau pernah
mendapat fasilitas rumah dinas. Waktu itu, rumah tersebut ternyata sudah diisi
dengan barang-barang mewah. Pak Hoegeng menganggap bahwa hal itu tidak
semestinya. Lagi pula, ia tidak tahu dari mana asal barang-barang mewah
tersebut. Karena itu, Pak Hoegeng bersikeras tetap tidak mau menempati rumah
tersebut sebelum barang-barang mewah tersebut dikeluarkan.
Selain Pak Hoegeng, ada lagi
polisi lain yang terkenal jujur dan tegas dalam menjalankan tugasnya. Nama
polisi itu Brigadir Royadin. Pak
Royadin ini sempat menjadi buah bibir di internet. Banyak orang membicarakan
kejujurannya dan berharap banyak polisi zaman sekarang yang meneladaninya. Bagaimana
kisah beliau? Kisah Pak Royadin ini unik dan kejadiannya sudah lama
berlangsung. Suatu pagi, Pak Royadin sedang bertugas sebagai polisi lalu
lintas. Tiba-tiba dilihatnya sebuah mobil melanggar jalan dengan jalur satu
arah. “Priit!” Segera saja Pak
Royadin itu memberhentikan mobil tersebut. Memang, melanggar jalur itu
berbahaya. Bisa menimbulkan kecelakaan. Jadi, mobil yang melanggar jalur tersebut
memang perlu ditindak tegas.
Namun, Pak Royadin mendadak
nyalinya menjadi ciut ketika ternyata mobil yang diberhentikan tersebut
dikendarai oleh Sultan Hamengku Buwono
IX. Salah-salah, malah Pak Royadin yang justru disalahkan. Masyarakat pada
umumnya masih berpikiran bahwa menegur orang yang punya kedudukan lebih tinggi
itu keliru. Padahal hukuman itu mestinya tidak pandang bulu bukan? Orang yang
salah, siapa pun itu, mesti ditegur dan jika perlu dihukum. Sayangnya,
masyarakat kita pada umumnya tidak berpikir demikian. Kebanyakan orang
berpikir, orang yang berkedudukan tinggi tidak boleh ditegur apalagi dihukum.
![]() |
Rumah tempat Brigadir Royadin menghabiskan masa tuanya |
Namun, bagaimana kelanjutan Kisah Pak Royadin? Pak Royadin dipindahkan ke Yogyakarta supaya
dekat dengan beliau. Sri Sultan HB IX sangat terkesan dengan kejujuran dan
ketegasan Pak Royadin. Namun Pak Royadin menolak permintaan Sri Sultan. Dia tetap
tinggal di Batang (Jawa Tengah) supaya tetap dekat dengan keluarganya.
Pak Royadin dan Pak Hoegeng kini sudah meninggal. Tetapi,
kisah kejujuran mereka masih dikenang dan banyak orang berharap polisi dan para
pejabat zaman sekarang meniru mereka. Kalian bisa meneladan Pak Royadin dan Pak
Hoegeng. Sikap jujur dan setia dalam menjalankan tugas, bisa memberi dampak
yang baik kepada orang-orang di sekitar kita. Jadi, jangan takut untuk jujur
ya! <krismariana>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar