Saya
senang melihat benda-benda yang ada di Museum Anak Kolong Tangga, karena di dalam
museum itu menyimpan banyak mainan anak yang sangat tua usianya. Misalnya, celengan
berbagai bentuk yang sangat kecil, uang zaman dulu yang berupa kerang dan
kuningan, alat-alat tulis yang masih sangat tradisional, dan ada juga boneka
yang digerakkan dengan tali yang disebut Marionet. Mainan Dakon ternyata bukan
berasal dari Indonesia, tetapi dari Afrika. Zaman dulu anak-anak Kalimantan
bermain permainan tradisional bernama Balugu. Saya dan teman-teman sangat
senang bisa belajar banyak hal di Museum ini. Bahkan saya merayakan ulang tahun
saya yang ke-10 tahun di Museum Anak Kolong Tangga, ini adalah pengalaman yang
tidak akan saya lupakan.
Museum
Anak Kolong Tangga memang pantas dikunjungi oleh anak-anak. Saya mendapat
pengetahuan tentang anak-anak zaman dulu yang bermain menggunakan mainan tradisional.
Saat ini mainan tradisional itu hampir terancam punah karena adanya mainan
modern. Saat itu saya dipandu oleh Mr. Rudi yang berasal dari Belgia dan
asistennya yang bernama mbak Primi.
Mainan-mainan
yang ada di Museum Anak Kolong Tangga sebagian besar merupakan sumbangan dari
berbagai daerah di Indonesia dan berbagai negara di dunia. Salah satunya adalah
Roda Bambu dan Balugu. Dompet yang digunakan pada zaman dulu pun sangat
tradisional, yaitu uang dimasukkan dalam kaos kaki. Dan
ternyata anak-anak perempuan zaman dulu yang berasal dari Cina, kakinya harus
dibungkus sejak kecil supaya tampak kecil sehingga akan terlihat cantik. Semua
ini adalah pengetahuan baru dan pengalaman yang tidak akan kulupakan.
Peter Ivan Devara
Kelas 5 SD Bopkri Sidomulyo 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar