Nenek moyangku orang pelautGemar mengarung luas samuderaMenerjang ombak tiada takutMenempuh badai sudah biasa
Teman-teman
sudah pernah mendengar syair lagu di atas, kan? Pasti sudah banyak yang bisa menyanyikannya.
Tetapi, pernahkah kalian bertanya mengapa ya muncul syair seperti itu? Apakah benar
nenek moyang kita pelaut yang tangguh? Bicara nenek moyang berarti bicara masa
lalu. Bagaimana kita tahu kondisi masa lalu?
Hmm,
sepertinya menarik ya belajar mengenai nenek moyang kita ini. Baiklah, mari
kita belajar sejarah sedikit. Lewat sejarah kita bisa tahu masa lalu kita. Ah,
ada yang malas belajar sejarah ya? Hmm sejarah itu menarik lho ... ada banyak
hal bisa kita pelajari.
Untuk
memulai, sebenarnya kamu bisa bertanya soal nenek moyang kita ini kepada guru.
Mencari buku-bukunya di perpustakaan juga bisa, lho. Minta tolong bapak ibu
guru untuk mencarikannya. Jangan takut. Percaya diri aja. Bertanya kan untuk
hal baik, kenapa takut?
Baik,
sebagai awal, mungkin kita memakai buku atlas kita. Ayo kita ambil buku
atlasnya sebelum lanjut membaca. Atau kalau punya globe bisa juga. Tahu globe
dan atlas kan? Nah, sekarang buka peta dunia. Bisa dilihat posisi negara kita?
Betul di bagian selatan dunia. Dikelilingi laut, kan? Nah mulai dari peta tadi
ya, kita bisa belajar bahwa negara kita memang sudah memiliki kekayaan berupa
laut yang amaaa … at. luas. Kalau punya laut luas, mustinya juga punya
orang-orang yang bekerja di laut kan? Kita mulai masuk bagian sejarah nih.
Nenek Moyang Kita Pelaut Andal
Ternyata
sudah sejak zaman dahulu nenek moyang kita sudah terkenal di laut. Bahkan
mereka ahli maritim yang paling tangguh di dunia.
Kembali
ke peta kita, nah sekarang kita lihat posisi kita dan Benua Afrika. Sudah
ketemu? Jauh kan? Sudah sejak abad pertama atau sekitar tahun 100-an, berarti
sudah 2.000-an tahun lalu, bangsa kita sudah berani dan bisa berlayar sampai ke
sana. Hebat kan? Bahkan Bangsa Eropa dan Amerika belum pernah mencapai sana
waktu itu. Wah, hebat ya .... Lalu dari mana kita tahu sudah ada kapal ke sana?
Nah
begini ceritanya. Zaman dahulu jalur perdagangan hanya lewat laut. Sementara
itu sudah sejak lama negara kita dikenal dunia sebagai penghasil rempah dan
biji-bijian. Nah, jalan raya utama kapal
pedagang pasti lewat Afrika atau lewat Kepulauan Madagaskar. Mau nggak mau
semua pasti lewat sana. Nah, para pedagang mencatat bahwa kapal-kapal orang
Indonesia sudah sampai di sana dan berdagang. Siapa para pedagang itu? Bangsa Arab
dan Bangsa China. Ya, karena mereka duluan yang banyak berlayar serta
berdagang.
Hebatnya
lagi, perahu para pedagang Indonesia zaman itu dari kayu lho .... Hah, kayu? Iya
... Cara membuatnya juga tidak memakai paku, tetapi memakai kayu dan tali. Canggih,
kan? Berlayar menempuh jarak ribuan kilometer memakai kayu, menerjang ombak dan
badai. Negara kita banyak menghasilkan rempah-rempah yang amat dibutuhkan orang
orang China, Eropa, dan Arab untuk obat, penghangat tubuh, dan keperluan
sehari-hari. Harganya amat mahal kala itu. Sementara itu sebagai gantinya pedagang
kita mendapatkan pakaian, emas, dan berbagai tembikar atau peralatan yang lain.
Begitulah
sejak lama orang Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung. Mereka dikenal sebagai
tenaga ahli yang mengenal ilmu perbintangan, astronomi, dan ahli teknik andal.
Kok bisa? Iya dong. Untuk melaut mereka perlu tahu arah, dan itu hanya bisa dipahami
dengan astronomi. Mereka bisa menentukan arah dengan bantuan bintang di langit
sehingga tidak tersesat. Perahu mereka juga harus kuat, jadi mereka pasti ahli
teknik.
Lalu
dari mana kita tahu kondisi mereka saat itu? Dari sejarah dan sisa-sisanya.
Pertama, dari cataan para musafir bangsa lain, kemudian dari relief-relief
candi kita tahu bentuk-bentuk kapal kita, dan sampai sekarang masih ada orang-orang
yang membuatnya.
Pelaut yang Tangguh dan
Percaya Diri
Hebat,
kan? Nah, pastinya nenek moyang kita adalah orang pandai, mau belajar, dan
tentu saja rasa percaya dirinya kuat. Coba bayangkan, mereka harus menghadapi
laut yang ganas, belum lagi kemungkinan kapal pecah atau kena badai. Mereka
harus berani dan percaya diri. Sekali mereka takut dan gentar, maka bisa payah
perjalanan mereka. Bisa-bisa salah arah.
Nah,
sudah tahu kan mengapa lagu di atas tadi muncul? Karena memang nenek moyang
kita dulu adalah raja lautan. Mereka orang yang tangguh dan percaya diri.
Mereka juga pandai dan penuh pengalaman.
Menurut para ahli tekonologi, kemampuan perahu kita bisa jadi yang nomor
satu di dunia pada saat itu! [wiji]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar